1 Juli 2021

author photo

 


Judul                   : Media Sosial Bebas Awas Kebablas

Penulis               : Harry Purwanto, Dkk

Penerbit             : Media Karya Surabaya

Tebal                  : 102 halaman

Cetakan              : Pertama, Juni 2021

ISBN                    : 978-623-97270-5-5       

 


Di era media baru, di mana tiap anggota masyarakat sudah akrab dengan internet, semua orang umumnya memiliki akun media sosial. Baik itu, facebook, Instagram, twitter, bahkan YouTube. Melalui segala macam platform media sosial itu, opini maupun pemikiran bisa ditumpahkan dan disimak di ruang publik. Di satu sisi, fakta itu memudahkan penyebaran informasi dan aktifitas berekspresi. Di sisi lain, tiap orang mesti ekstra hati-hati agar pendapat yang disampaikan tidak menyakiti orang lain. Apalagi, saat ini sudah berkalu UU ITE, di mana seseorang yang berbuat tidak menyenangkan pada orang lain, di media sosial atau di dunia maya, bisa terjerat hukum pidana.  


Buku yang merupakan kumpulan opini ini ditulis oleh dosen jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Harry Purwanto bersama para mahasiswa. Secara umum, buku ini memuat elemen teoritik maupun praktik bermedia sosial.


Ada banyak lingkup penting yang dibahas. Sebagai contoh, tentang pentingnya kewaspadaan menyikapi perang informasi di media sosial, khususnya pada era pandemic Covid-19 (halaman 1). Pasalnya, tidak menutup kemungkinan, pesan-pesan yang disampaikan melalui media berbasis internet, termasuk lewat aplikasi WhatsApp, justru malah meresahkan masyarakat.


Yang juga ikut dibahas adalah lika-liku pembelajaran dalam jaringan dalam musim Covid-19 seperti sekarang ini. Terdapat banyak elemen yang mesti disiapkan baik oleh siswa atau mahasiswa, maupun oleh guru atau dosen, juga oleh sekolah dan kampus. Sebab, pembelajaran dalam jaringan merupakan tantangan yang mesti dijawab (halaman 14).


Semua eksponen tadi mesti dapat bersinergi dan saling memahami. Logikanya, tidak semua siswa dan mahasiswa mampu dengan mudah melaksanakan pembelajaran semacam ini. Oleh sebab itu, butuh kebijaksanaan dari guru, dosen, sekolah, maupun perguruan tinggi. Problem yang ada mesti dicarikan solusinya. 


Beberapa artikel juga mendiskusikan secara spesifik manfaat media sosial (halaman 35 dan halaman 49). Tidak hanya sebagai tempat mendulang atau menimba ilmu. Lebih dari itu, fitur-fitur di media sosial dapat menjadi sarana kongkret perluasan bisnis atau mendukung laku kewirausahaan.


Meski dalam banyak kasus, muncul pula efek-efek negatif dari media sosial. Tak terkecuali, di ranah kecanduan gawai. Bahaya kecanduan internet bisa menjangkit di banyak usia. Tidak hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa. Aspek yang bisa diancam tidak hanya fisik, semisal membuat mata atau anggota tubuh menjadi sakit maupun lemas. Kecanduan internet dapat berbahaya bagi mental, sebagai contoh, tatkala seseorang menjadi anti sosial dan tidak bisa berinteraksi di masyarakat dengan cara yang baik.


Buku ini bisa menjadi suplemen pengetahuan baik bagi mahasiswa komunikasi maupun masyarakat pada umumnya. Terutama, bagi mereka yang aktif di media sosial dan haus akan wawasan mengenai internet. Bahasa yang digunakan ringan sehingga buku ini bisa dengan mudahkan dihabiskan dalam sekali duduk. (*)  

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post