Judul :
Media Sosial Bebas Awas Kebablas
Penulis :
Harry Purwanto, Dkk
Penerbit : Media Karya Surabaya
Tebal : 102 halaman
Cetakan : Pertama, Juni 2021
ISBN : 978-623-97270-5-5
Di era media
baru, di mana tiap anggota masyarakat sudah akrab dengan internet, semua orang
umumnya memiliki akun media sosial. Baik itu, facebook, Instagram, twitter,
bahkan YouTube. Melalui segala macam platform media sosial itu, opini maupun
pemikiran bisa ditumpahkan dan disimak di ruang publik. Di satu sisi, fakta itu
memudahkan penyebaran informasi dan aktifitas berekspresi. Di sisi lain, tiap
orang mesti ekstra hati-hati agar pendapat yang disampaikan tidak menyakiti
orang lain. Apalagi, saat ini sudah berkalu UU ITE, di mana seseorang yang
berbuat tidak menyenangkan pada orang lain, di media sosial atau di dunia maya,
bisa terjerat hukum pidana.
Buku yang
merupakan kumpulan opini ini ditulis oleh dosen jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Harry Purwanto
bersama para mahasiswa. Secara umum, buku ini memuat elemen teoritik maupun
praktik bermedia sosial.
Ada banyak
lingkup penting yang dibahas. Sebagai contoh, tentang pentingnya kewaspadaan
menyikapi perang informasi di media sosial, khususnya pada era pandemic
Covid-19 (halaman 1). Pasalnya, tidak menutup kemungkinan, pesan-pesan yang
disampaikan melalui media berbasis internet, termasuk lewat aplikasi WhatsApp,
justru malah meresahkan masyarakat.
Yang juga ikut
dibahas adalah lika-liku pembelajaran dalam jaringan dalam musim Covid-19
seperti sekarang ini. Terdapat banyak elemen yang mesti disiapkan baik oleh
siswa atau mahasiswa, maupun oleh guru atau dosen, juga oleh sekolah dan
kampus. Sebab, pembelajaran dalam jaringan merupakan tantangan yang mesti
dijawab (halaman 14).
Semua eksponen
tadi mesti dapat bersinergi dan saling memahami. Logikanya, tidak semua siswa
dan mahasiswa mampu dengan mudah melaksanakan pembelajaran semacam ini. Oleh
sebab itu, butuh kebijaksanaan dari guru, dosen, sekolah, maupun perguruan
tinggi. Problem yang ada mesti dicarikan solusinya.
Beberapa artikel
juga mendiskusikan secara spesifik manfaat media sosial (halaman 35 dan halaman
49). Tidak hanya sebagai tempat mendulang atau menimba ilmu. Lebih dari itu, fitur-fitur
di media sosial dapat menjadi sarana kongkret perluasan bisnis atau mendukung
laku kewirausahaan.
Meski dalam
banyak kasus, muncul pula efek-efek negatif dari media sosial. Tak terkecuali,
di ranah kecanduan gawai. Bahaya kecanduan internet bisa menjangkit di banyak
usia. Tidak hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa. Aspek yang bisa diancam
tidak hanya fisik, semisal membuat mata atau anggota tubuh menjadi sakit maupun
lemas. Kecanduan internet dapat berbahaya bagi mental, sebagai contoh, tatkala
seseorang menjadi anti sosial dan tidak bisa berinteraksi di masyarakat dengan
cara yang baik.
Buku ini bisa
menjadi suplemen pengetahuan baik bagi mahasiswa komunikasi maupun masyarakat
pada umumnya. Terutama, bagi mereka yang aktif di media sosial dan haus akan
wawasan mengenai internet. Bahasa yang digunakan ringan sehingga buku ini bisa
dengan mudahkan dihabiskan dalam sekali duduk. (*)
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon