![]() |
Penampakan salah satu bagian dari situ Biting |
Sukodono - Bukan kerajaan Samudera Pasai atau Kerajaan Samudra Darussalam yang selama ini dikenal menjadi kerajaan Islam tertua di Nusantara.
Pasalnya, berdasarkan penelitian Sejarawan Nahdlatul Ulama (NU), Agus Sunyoto, dalam bukunya Atlas Wali Songo, menyatakan, pada sekitar tahun 1250 Masehi sebelum Kerajaan Samudra Darusalam berdiri ada seorang ulama besar bernama Syeikh Abdurrahman Assyaibani sampai di Kerajaan Lamajang Tigang Juru.
Kerajaan Lamajang yang berada di bawah kepemimpinan Raja Arya Wiraraja, yang kini namanya digunakan pada nama Pendopo Kabupaten Lumajang.
Syeikh Abdurrahman Assyaibani diperintahkan langsung oleh raja pertama dari Kesultanan Turki Usmani, Amir Ghazi guna untuk menyebarkan ajaran Islam ke wilayah timur atau Nusantara pada tahun 1230-1281.
Di Kota pisang inilah, dia banyak berinteraksi sehingga banyak masyarakat di sana memeluk ajaran Islam.
Melalui dakwahnya, Syekh Abdurrahman berhasil menyebarkan agama Islam. Bahkan, ia juga dijadikan penasihat Kerajaan Lamajang Tigang Juru saat itu, dan Syekh Abdurrahman dipercaya menjadi penasihat Raden Arya Wiraraja.
Bahkan, Sebagian warga Lumajang meyakini, bahwa Raden Arya Wiraraja yang juga merupakan mantan Adipati Sumenep ini, telah memeluk Agama Islam di akhir hayatnya dengan bimbingan langsung oleh Syekh Abdurrahman Assyaibani.
Namun sayang, nama Syeikh Abdurrahman tidak banyak dikenal di Indonesia. Akan tetapi, di kota Lumajang cucu dari sepupu Imam Ahmad bin Hambal ini menjadi jujugan warga untuk berziarah di dusun Biting (benteng), Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang. Bahkan, di momen 17 Agustus, banyak masyarakat datang ke Makamnya untuk ngalap barokah.
Lokasi makamnya terletak di sebelah barat petilasan Arya Wiraraja, tepatnya di Desa Biting, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang.
Penulis : Shohibuddin
Editor : Devisi Keilmuan
This post have 0 komentar
EmoticonEmoticon